Jumat, 08 Juni 2012
Morientes: Rivalitas Madrid-Barca Tak Berlaku di Timnas
Spanyol didominasi pemain dari dua klub yang saling "bermusuhan". Tapi menurut Fernando Morientes, rivalitas mereka tak berlaku jika sudah berseragam La Furia Roja.
Dunia tahu betapa sengit dan panasnya perseteruan El Real dan El Barca di La Liga. Duel mereka, atau yang lebih dikenal dengan istilah El Clasico, selalu menghadirkan atmosfer yang lebih dari sekadar pertandingan.
Setelah kompetisi klub selesai, lima pemain Madrid dan tujuh punggawa Barca terpilih masuk skuad Spanyol di Piala Eropa 2012. Apakah rivalitas mereka di klub akan terbawa ke timnas, hal itu tidak dibenarkan oleh Morientes.
"(Rivalitas di level klub memang ada), tapi kalau sudah masuk timnas, itu semua hilang," ujar mantan penyerang Spanyol yang pernah memperkuat Madrid itu di studio RCTI, Kebon Jeruk, Jakarta, Jumat (8/6/2012).
Di luar soal "El Clasico", Morientes mengungkapkan keyakinannya bahwa negaranya itu akan kembali mencapai prestasi tertinggi.
"Spanyol masih tetap favorit. Saya menjagokan Spanyol untuk jadi juara," cetus pria berusia 36 tahun itu, yang sedang berada di Jakarta atas undangan RCTI selaku pemegang lisensi hak siar pertandingan Euro 2012.
Morientes, yang juga pernah membela Real Zaragoza, Monaco, Liverpool, Valencia, dan Marseille itu, juga mengomentari tentang Fernando Torres. Karena David Villa absen karena cedera, striker Chelsea itu kini berpeluang menjadi penyerang utama Spanyol di Polandia-Ukraina.
"Saya percaya Fernando Torres akan menjadi bintang di Euro 2012. Dia masih punya kualitas. Kalau dia mencetak banyak gol, tentu dia bakal jadi pemain bintang."
Dunia tahu betapa sengit dan panasnya perseteruan El Real dan El Barca di La Liga. Duel mereka, atau yang lebih dikenal dengan istilah El Clasico, selalu menghadirkan atmosfer yang lebih dari sekadar pertandingan.
Setelah kompetisi klub selesai, lima pemain Madrid dan tujuh punggawa Barca terpilih masuk skuad Spanyol di Piala Eropa 2012. Apakah rivalitas mereka di klub akan terbawa ke timnas, hal itu tidak dibenarkan oleh Morientes.
"(Rivalitas di level klub memang ada), tapi kalau sudah masuk timnas, itu semua hilang," ujar mantan penyerang Spanyol yang pernah memperkuat Madrid itu di studio RCTI, Kebon Jeruk, Jakarta, Jumat (8/6/2012).
Di luar soal "El Clasico", Morientes mengungkapkan keyakinannya bahwa negaranya itu akan kembali mencapai prestasi tertinggi.
"Spanyol masih tetap favorit. Saya menjagokan Spanyol untuk jadi juara," cetus pria berusia 36 tahun itu, yang sedang berada di Jakarta atas undangan RCTI selaku pemegang lisensi hak siar pertandingan Euro 2012.
Morientes, yang juga pernah membela Real Zaragoza, Monaco, Liverpool, Valencia, dan Marseille itu, juga mengomentari tentang Fernando Torres. Karena David Villa absen karena cedera, striker Chelsea itu kini berpeluang menjadi penyerang utama Spanyol di Polandia-Ukraina.
"Saya percaya Fernando Torres akan menjadi bintang di Euro 2012. Dia masih punya kualitas. Kalau dia mencetak banyak gol, tentu dia bakal jadi pemain bintang."
'Prancis Akan Bikin Inggris Menderita'
Gniewino - Andres Iniesta punya prediksi soal pertemuan Prancis dan Inggris di laga pertama Grup D Piala Eropa 2012. Gelandang Spanyol ini yakin Les Bleus akan membuat The Three Lions menderita.
Prancis dan Inggris adalah dua tim yang difavoritkan lolos dari Grup D. Kebetulan, mereka akan langsung berduel di laga perdana pada Senin (11/6/2012) mendatang di Donbass Arena, Donetsk, Ukraina.
Prancis akan menuju Piala Eropa dengan modal yang cukup bagus. Armada Laurent Blanc selalu menang di empat laga uji coba sepanjang tahun 2012, di mana salah satunya adalah mengalahkan Jerman di kandangnya.
Sebaliknya, Inggris akan dipusingkan dengan beberapa masalah. Mereka akan dipimpin oleh Roy Hodgson yang baru mulai bekerja pada pertengahan Mei lalu. Selain itu, mereka akan tampil tanpa Frank Lampard, Gary Cahill, dan Gareth Barry yang dibekap cedera. Wayne Rooney pun juga akan absen di dua laga awal karena skorsing.
Hal di atas membuat Iniesta memprediksi Prancis akan sangat menyulitkan Inggris saat kedua tim itu bertemu. "Saya menonton Prancis beberapa kali di televisi dan saya pikir mereka akan membuat Inggris menderita," kata Iniesta di The Sun.
"Beberapa bulan yang lalu saya masih ragu. Namun, sekarang saya yakin Prancis lebih baik daripada Inggris," sambung pemain yang membela Barcelona ini.
"Inggris telah mengubah pelatih dan sistem mereka. Mereka juga mengalami beberapa masalah di luar lapangan. Ini patut disayangkan karena laga (melawan Prancis) adalah kunci buat mereka," tambahnya.
"Wayne Rooney akan dirindukan atas gol-golnya dan kerjanya di atas lapangan," ujar Iniesta.
"Dalam situasi normal, Inggris dan prancis akan lolos ke perempatfinal. Namun, pertandingan pertama bisa mengubah arah grup itu," tandasnya.
Prancis dan Inggris adalah dua tim yang difavoritkan lolos dari Grup D. Kebetulan, mereka akan langsung berduel di laga perdana pada Senin (11/6/2012) mendatang di Donbass Arena, Donetsk, Ukraina.
Prancis akan menuju Piala Eropa dengan modal yang cukup bagus. Armada Laurent Blanc selalu menang di empat laga uji coba sepanjang tahun 2012, di mana salah satunya adalah mengalahkan Jerman di kandangnya.
Sebaliknya, Inggris akan dipusingkan dengan beberapa masalah. Mereka akan dipimpin oleh Roy Hodgson yang baru mulai bekerja pada pertengahan Mei lalu. Selain itu, mereka akan tampil tanpa Frank Lampard, Gary Cahill, dan Gareth Barry yang dibekap cedera. Wayne Rooney pun juga akan absen di dua laga awal karena skorsing.
Hal di atas membuat Iniesta memprediksi Prancis akan sangat menyulitkan Inggris saat kedua tim itu bertemu. "Saya menonton Prancis beberapa kali di televisi dan saya pikir mereka akan membuat Inggris menderita," kata Iniesta di The Sun.
"Beberapa bulan yang lalu saya masih ragu. Namun, sekarang saya yakin Prancis lebih baik daripada Inggris," sambung pemain yang membela Barcelona ini.
"Inggris telah mengubah pelatih dan sistem mereka. Mereka juga mengalami beberapa masalah di luar lapangan. Ini patut disayangkan karena laga (melawan Prancis) adalah kunci buat mereka," tambahnya.
"Wayne Rooney akan dirindukan atas gol-golnya dan kerjanya di atas lapangan," ujar Iniesta.
"Dalam situasi normal, Inggris dan prancis akan lolos ke perempatfinal. Namun, pertandingan pertama bisa mengubah arah grup itu," tandasnya.
Juni 2012, Bersama Ciptakan Sejarah
Jakarta - Mulai malam ini, sampai malam 1 Juli mendatang, selama 24 hari non-stop, sepakbola akan terpusat di Polandia dan Ukraina, tapi juga akan terserak di segala penjuru dunia.
Piala Eropa, yang dihelat empat tahun sekali, berselang-seling per dua tahun dengan Piala Dunia, akan kickoff pada pukul 23.00 WIB malam ini, ditandai partai Polandia melawan Yunani di Grup A, lalu dilanjutkan dengan Rusia versus Republik Ceko.
Enambelas negara terbaik di benua biru akan bertarung dengan segenap kemampuannya, dan berharap ditemani sosok nonteknis berupa nasib baik dan dewi fortuna. Siapapun itu, tim favorit ataupun bukan, akan berlomba-lomba membuat sejarahnya masing-masing.
Tentu saja bukan asal terdengar indah jika slogan terpilih untuk Piala Eropa tahun ini adalah "Creating History Together". Bersama-sama menciptakan histori, sejarah. Sejarah penuh makna, penuh cerita, penuh misteri, dan lain-lain, dan sebagainya, sejarah hitam atau manis, memesona, menyakitkan, dan sebagainya, dan lain-lain.
Faktanya, Polandia dan Ukraina pernah disatukan oleh sejarah masa lalu. Mereka berasal dari rumpun yang sama, budaya Slavik. Lalu, jika Ukraina dulunya memang bagian dari Uni Soviet, Polandia pernah diivasi oleh bekas negara komunis terbesar dunia itu di awal Perang Dunia II.
Kini kedua negara di Eropa timur itu bersatu atas nama sepakbola, berambisi menjadikan Piala Eropa tahun ini sebagai gelaran yang terbaik dalam sejarahnya.
Sebagai tuan rumah, Polandia dan Ukraina bukanlah tim kuat. Polandia baru tampil satu kali di pentas Euro, yakni empat tahun lalu di Austria-Swiss. Hasilnya pun tidak membanggakan mereka: seri sekali, kalah dua kali, mencetak satu gol, kebobolan empat. Ukraina bahkan baru kali ini akan berpartisipasi di ajang terbesar kedua setelah Piala Dunia ini.
Akan banyak sejarah tercipta di delapan kota penyelenggara ini, dimulai dari Warsawa nanti malam, ditutup di Kiev, pada 1 Juli. Apakah Spanyol menelurkan sejarah sebagai negara pertama yang bisa juara dua kali berturut-turut; akankah muncul juara baru; apakah ada pemain yang akan memecahkan rekor jumlah gol terbanyak yang masih dipegang Michel Platini dengan sembilan buah di Euro 1984; siapakah yang paling cepat dikartu merah; benarkah akan terjadi penghentian pertandingan karena ada gestur rasis dari penonton; dan lain-lain, dan sebagainya.
Nun jauh dari daratan Eropa sana, penggila bola di Indonesia akan mengubah jam tidurnya menjadi entah bagaimana, karena sampai akhir bulan ini akan ada 31 pertandingan yang kickoff-nya larut malam. Di mana-mana orang akan membahas sepakbola, sampai-sampai politisi dan selebritas akan "berebut" menjadi komentator pertandingan. Situs jejaring sosial macam twitter lumrah jika terus ramai dengan urusan sepakbola. Tapi ini sama sekali bukan gejala yang baru, bukan hal aneh. Setiap ada Piala Eropa (dan Piala Dunia), ya begitu itu.
Yang barangkali lebih penting adalah pertanyaan "apa efek Piala Eropa buat Indonesia, apa pelajaran yang bisa diambil dari sana?" Tapi itu pun bukan pertanyaan baru. Dari dulu, di setiap event, momen terkait sepakbola, pertanyaan itu selalu dimunculkan lagi, diingatkan terus. Maklum, sepakbola di negeri ini masih semrawut. Sebagian orang di belakang meja masih berkonflik kepentingan, suporter masih menyukai kekerasan, "oknum-oknum" pemain masih "ringan tangan dan kaki" terhadap pemain lawan maupun wasit, korps pengadil lapangan hijau kualitasnya masih rendah. Klub menunggak gaji pemain, sponsor masih ogah-ogahan berinvestasi lebih serius. Dan lain-lain, dan sebagainya.
Tapi, kemarin (7/6) kita mendapat kabar rekonsiliasi. Setelah diurusi Task Force AFC di Kuala Lumpur, PSSI dan Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI), berdamai, berjanji tidak akan "bertanding sebagai lawan". Mudah-mudahan kesepakatan damai itu -- KPSI dinyatakan dibubarkan -- tidak cuma ditandai dengan tanda tangan di atas kertas, tapi juga melalui action yang lebih nyata untuk mengimplementasikan setiap program dan rencana, mengerjakan hal-hal dengan lebih baik, tepat, dan serius, dari, oleh dan untuk semua pihak, sehingga secara bertahap ada perubahan dan perbaikan dalam tatanan sepakbola kita.
Sepakbola Indonesia butuh sejarah baru.
Selamat menikmati Piala Eropa.
Piala Eropa, yang dihelat empat tahun sekali, berselang-seling per dua tahun dengan Piala Dunia, akan kickoff pada pukul 23.00 WIB malam ini, ditandai partai Polandia melawan Yunani di Grup A, lalu dilanjutkan dengan Rusia versus Republik Ceko.
Enambelas negara terbaik di benua biru akan bertarung dengan segenap kemampuannya, dan berharap ditemani sosok nonteknis berupa nasib baik dan dewi fortuna. Siapapun itu, tim favorit ataupun bukan, akan berlomba-lomba membuat sejarahnya masing-masing.
Tentu saja bukan asal terdengar indah jika slogan terpilih untuk Piala Eropa tahun ini adalah "Creating History Together". Bersama-sama menciptakan histori, sejarah. Sejarah penuh makna, penuh cerita, penuh misteri, dan lain-lain, dan sebagainya, sejarah hitam atau manis, memesona, menyakitkan, dan sebagainya, dan lain-lain.
Faktanya, Polandia dan Ukraina pernah disatukan oleh sejarah masa lalu. Mereka berasal dari rumpun yang sama, budaya Slavik. Lalu, jika Ukraina dulunya memang bagian dari Uni Soviet, Polandia pernah diivasi oleh bekas negara komunis terbesar dunia itu di awal Perang Dunia II.
Kini kedua negara di Eropa timur itu bersatu atas nama sepakbola, berambisi menjadikan Piala Eropa tahun ini sebagai gelaran yang terbaik dalam sejarahnya.
Sebagai tuan rumah, Polandia dan Ukraina bukanlah tim kuat. Polandia baru tampil satu kali di pentas Euro, yakni empat tahun lalu di Austria-Swiss. Hasilnya pun tidak membanggakan mereka: seri sekali, kalah dua kali, mencetak satu gol, kebobolan empat. Ukraina bahkan baru kali ini akan berpartisipasi di ajang terbesar kedua setelah Piala Dunia ini.
Akan banyak sejarah tercipta di delapan kota penyelenggara ini, dimulai dari Warsawa nanti malam, ditutup di Kiev, pada 1 Juli. Apakah Spanyol menelurkan sejarah sebagai negara pertama yang bisa juara dua kali berturut-turut; akankah muncul juara baru; apakah ada pemain yang akan memecahkan rekor jumlah gol terbanyak yang masih dipegang Michel Platini dengan sembilan buah di Euro 1984; siapakah yang paling cepat dikartu merah; benarkah akan terjadi penghentian pertandingan karena ada gestur rasis dari penonton; dan lain-lain, dan sebagainya.
Nun jauh dari daratan Eropa sana, penggila bola di Indonesia akan mengubah jam tidurnya menjadi entah bagaimana, karena sampai akhir bulan ini akan ada 31 pertandingan yang kickoff-nya larut malam. Di mana-mana orang akan membahas sepakbola, sampai-sampai politisi dan selebritas akan "berebut" menjadi komentator pertandingan. Situs jejaring sosial macam twitter lumrah jika terus ramai dengan urusan sepakbola. Tapi ini sama sekali bukan gejala yang baru, bukan hal aneh. Setiap ada Piala Eropa (dan Piala Dunia), ya begitu itu.
Yang barangkali lebih penting adalah pertanyaan "apa efek Piala Eropa buat Indonesia, apa pelajaran yang bisa diambil dari sana?" Tapi itu pun bukan pertanyaan baru. Dari dulu, di setiap event, momen terkait sepakbola, pertanyaan itu selalu dimunculkan lagi, diingatkan terus. Maklum, sepakbola di negeri ini masih semrawut. Sebagian orang di belakang meja masih berkonflik kepentingan, suporter masih menyukai kekerasan, "oknum-oknum" pemain masih "ringan tangan dan kaki" terhadap pemain lawan maupun wasit, korps pengadil lapangan hijau kualitasnya masih rendah. Klub menunggak gaji pemain, sponsor masih ogah-ogahan berinvestasi lebih serius. Dan lain-lain, dan sebagainya.
Tapi, kemarin (7/6) kita mendapat kabar rekonsiliasi. Setelah diurusi Task Force AFC di Kuala Lumpur, PSSI dan Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI), berdamai, berjanji tidak akan "bertanding sebagai lawan". Mudah-mudahan kesepakatan damai itu -- KPSI dinyatakan dibubarkan -- tidak cuma ditandai dengan tanda tangan di atas kertas, tapi juga melalui action yang lebih nyata untuk mengimplementasikan setiap program dan rencana, mengerjakan hal-hal dengan lebih baik, tepat, dan serius, dari, oleh dan untuk semua pihak, sehingga secara bertahap ada perubahan dan perbaikan dalam tatanan sepakbola kita.
Sepakbola Indonesia butuh sejarah baru.
Selamat menikmati Piala Eropa.
Wraclow, Pesona di Barat Polandia
Jakarta - Wraclow akan menggelar partai kedua Piala Eropa 2012 antara Rusia versus Republik Ceko. Kota terbesar keempat di Polandia ini menyimpan segudang pesona yang terdapat pada deretan bangunannya.
Habis gelap terbitlah terang. Kota cantik di barat daya Polandia ini kisahnya sama dengan judul buku karangan RA Kartini. Wroclaw punya sejarah yang kelam. Sebelum Perang Dunia II, Wroclaw yang dulu bernama Breslau adalah ibukota Silesia, yang masuk dalam kekuasaan Jerman. Pasukan Uni Soviet membabat Wroclaw dalam perjalanan mereka menuju Berlin, Jerman.
Kota ini hancur lebur akibat perang. Namun, waktu membuat kota ini bangkit perlahan. Wroclaw pun berdandan, memperbaiki beberapa bangunan yang jadi saksi bisu Perang Dunia II. Sekarang, Wroclaw adalah sebuah kota dengan arsitektur bangunan yang menawan, banyak sungai dan jembatan, serta punya kehidupan metropolitan.
Municipal Stadium menjadi salah satu bangunan dengan arsitektur futuristik. Selain menggelar partai Rusia vs Ceko, stadion ini juga menjadi venue pertandingan Grup A lainnya antara Ceko vs Yunani dan Polandia vs Ceko.
Jejak Jerman cukup mengakar di kota ini. Selain asli Polandia, penduduk kota ini didominasi keturunan Jerman. Ada pula warga Jepang dan Korea yang mendominasi sektor bisnis di Wroclaw.
Terlepas dari itu, Wroclaw adalah tujuan wisata populer di Eropa Tengah. Para traveler dan backpacker berkumpul bersama di Rynek yang merupakan pusat Kota Wroclaw. Ini adalah salah satu alun-alun terbesar di Eropa, dikelilingi bangunan megah berarsitektur menawan.
Berjalanlah ke arah selatan, menuju salah satu bangunan tua yaitu Town Hall. Bangunan peninggalan abad ke-14 itu telah dialihfungsikan menjadi Museum of City Art. Interior gothiknya masih dominan, namun menyuguhkan koleksi seni modern yang indah.
Kawasan Rynek dipercantik dengan adanya Salt Square yang merupakan pasar bunga. Anda bisa menyambangi pasar ini dan menghirup aroma beragam bunga mulai dari lavender, tulip dan mawar.
Puas berkeliling Rynek, beranjaklah ke Ostrow Tumski. Ini adalah kumpulan pulau mungil di tengah Sungai Oder. Di tiap pulau terdapat katedral-katedral kuno dan bangunan berusia ratusan tahun yang indah. Sore hari paling baik dihabiskan di pulau-pulau ini, berjalan di atas jalan batu dengan penerangan lampu minyak di kanan-kiri. Temaram dan romantis!
Kota-kota di Eropa identik dengan taman. Wroclaw punya Park Szczytnicki dan Eastern Park yang luas dan sangat indah. Di dalam Park Szczytnicki, wisatawan juga bisa merasakan atmosfer ketimuran di Japanese Park.
Berkunjung ke Wroclaw, jangan lupa cicipi masakan khas lokal yaitu Pierogi Ruskie. Pierogi adalah makanan khas Eropa Tengah, berbentuk gorengan dengan beragam isian. Pierogi Ruskie adalah khas Wroclaw, dengan isian kentang, keju, dan kefir (sejenis susu fermentasi) yang nikmat.
Habis gelap terbitlah terang. Kota cantik di barat daya Polandia ini kisahnya sama dengan judul buku karangan RA Kartini. Wroclaw punya sejarah yang kelam. Sebelum Perang Dunia II, Wroclaw yang dulu bernama Breslau adalah ibukota Silesia, yang masuk dalam kekuasaan Jerman. Pasukan Uni Soviet membabat Wroclaw dalam perjalanan mereka menuju Berlin, Jerman.
Kota ini hancur lebur akibat perang. Namun, waktu membuat kota ini bangkit perlahan. Wroclaw pun berdandan, memperbaiki beberapa bangunan yang jadi saksi bisu Perang Dunia II. Sekarang, Wroclaw adalah sebuah kota dengan arsitektur bangunan yang menawan, banyak sungai dan jembatan, serta punya kehidupan metropolitan.
Municipal Stadium menjadi salah satu bangunan dengan arsitektur futuristik. Selain menggelar partai Rusia vs Ceko, stadion ini juga menjadi venue pertandingan Grup A lainnya antara Ceko vs Yunani dan Polandia vs Ceko.
Jejak Jerman cukup mengakar di kota ini. Selain asli Polandia, penduduk kota ini didominasi keturunan Jerman. Ada pula warga Jepang dan Korea yang mendominasi sektor bisnis di Wroclaw.
Terlepas dari itu, Wroclaw adalah tujuan wisata populer di Eropa Tengah. Para traveler dan backpacker berkumpul bersama di Rynek yang merupakan pusat Kota Wroclaw. Ini adalah salah satu alun-alun terbesar di Eropa, dikelilingi bangunan megah berarsitektur menawan.
Berjalanlah ke arah selatan, menuju salah satu bangunan tua yaitu Town Hall. Bangunan peninggalan abad ke-14 itu telah dialihfungsikan menjadi Museum of City Art. Interior gothiknya masih dominan, namun menyuguhkan koleksi seni modern yang indah.
Kawasan Rynek dipercantik dengan adanya Salt Square yang merupakan pasar bunga. Anda bisa menyambangi pasar ini dan menghirup aroma beragam bunga mulai dari lavender, tulip dan mawar.
Puas berkeliling Rynek, beranjaklah ke Ostrow Tumski. Ini adalah kumpulan pulau mungil di tengah Sungai Oder. Di tiap pulau terdapat katedral-katedral kuno dan bangunan berusia ratusan tahun yang indah. Sore hari paling baik dihabiskan di pulau-pulau ini, berjalan di atas jalan batu dengan penerangan lampu minyak di kanan-kiri. Temaram dan romantis!
Kota-kota di Eropa identik dengan taman. Wroclaw punya Park Szczytnicki dan Eastern Park yang luas dan sangat indah. Di dalam Park Szczytnicki, wisatawan juga bisa merasakan atmosfer ketimuran di Japanese Park.
Berkunjung ke Wroclaw, jangan lupa cicipi masakan khas lokal yaitu Pierogi Ruskie. Pierogi adalah makanan khas Eropa Tengah, berbentuk gorengan dengan beragam isian. Pierogi Ruskie adalah khas Wroclaw, dengan isian kentang, keju, dan kefir (sejenis susu fermentasi) yang nikmat.
Langganan:
Postingan (Atom)